Tuesday, October 17, 2017

MEMBERI JARAK PADA CINTA dan Kehilangan-kehilangan yang Baik


Penulis: Falafu a.k.a Farah Fatimah
Penerbit: Media Kita

Angin melewati batang-batang ringkih dandelion yang baru saja mekar sempurna. Mahkota bunga yang tipis satu demi satu hilang berterbangan mengikuti angin. Waktu berjalan dan tumbuhlah dandelion-dandelion baru dari benih yang dibawa angin itu. Lebih sering sebuah awal bermula ketika sesuatu berakhir. Kehilangan adalah salah satu episode dalam kehidupan yang tidak bisa ditolak. Namun, siapa yang tahu bahwa nantinya kehilangan membuka ruang pada hal lain yang lebih baik untuk datang dan tinggal.
Buku ini berisikan sekumpulan cerita, secara keseluruhan mengisahkan tentang awal sebuah kehilangan, saat kehilangan, setelah kehilangan, pengambilan jeda, kemudian proses penemuan dan pendewasaan. Isinya cukup menghanyutkan, rawan membuat baper. Waspadalah-waspadalah. Buku ini, dapat dibaca sebagai hiburan atau bahkan pembelajaran.
“Aku ingin mengatakannya juga kepadamu. Kepada siapa pun yang sedang ragu dan perlu kekuatan untuk terus berjalan—tetapi alasan baik mulai sulit untuk kamu temukan. Kepada kamu yang terus percaya, pada sesuatu yang mungkin tidak pernah dijanjikan siapa-siapa. Bukankah harapan, juga adalah janji yang biasanya coba kita beri pada diri kita sendiri? Maka peganglah janji itu kuat-kuat. (Halaman 22)
 “Tidak bisakah  mulai sekarang kita menerima kehilangan dengan cara yang lebih baik. Agar siapa pun yang pergi, bisa pergi dengan tenang. Dan siapa pun yang masih harus tertinggal, bisa terus melanjutkan hidupnya—tanpa takut menghadapi kehilangan berikutnya. (Halaman 49)
TIDAK, sekalipun telah berkali-kali, namun untuk kehilangan kembali tidak lantas menjadi mudah untuk disikapi. Kemudian harapan bersandar pada waktu—katanya time will heal (but not) everything.
“Saat kepergian baru saja terjadi, akan begitu sulit untuk melihat apa yang sesungguhnya hal yang sudah Tuhan persiapkan untukku. Karena mataku masih dipenuhi oleh genangan akan rasa kehilangan, Karena lenganku belum menemukan genggaman lain yang membuat langkah ini menjadi seimbang kembali. (Halaman 52)

No comments: