Tuesday, November 8, 2016

Tanpa Judul (3)

Allah, Tuhan-ku
Terima kasih ya Allah, Engkau benar mengirimkan malaikat untuk menjagaku di dunia ini.
Bersamanya dunia begitu damai, terasa bersahabat

Kemudian waktupun bergulir, dan setapak demi setapak mulai ku telusuri seiris kecil kehidupan -- aku sedang di dunia

Tetapi ya Allah, apabila nanti Engkau bertanya tentang bagaimana dunia
Yaitu bahwa Engkau benar, dunia ini memang gemerlap
Gemerlap, tapi tak bercahaya
Kamuflase
Gemerlap, tapi tak lama
Fana

Ya Allah, tak ada satu pun lepas dari pengawasanMu
Tentang saudaraku yang mencari keadilan di dunia ini, tetapi yang kulihat ternyata dunia ini tidak adil
Tentang saudaraku yang mencari kebenaran, tetapi yang kudengar adalah simpang siur
Kebohongan dan fitnah keji bertebaran
Mengaburkan apa itu adil dan benar

Aku, aku, aku harus bagaimana dengan dunia ini
Aku ingin ikut saudaraku itu, tapi aku terlalu takut
Tetapi ya Allah, aku sungguh tidak bisa mengetahui saudaraku diperlakukan seperti itu
Engkau Maha Mendengar, terlebih doa-doa orang tersakiti yang ter(di)bungkam
Ya Allah dengarkan doa saudaraku
Dan memang keadilan dan kebenaran hanya milik-Mu


"Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia"
(Ali bin Abi Thalib)

Sunday, August 21, 2016

Dirgahayu!

Terima kasih para pejuang--baik yang dikenal sebagai pahlawan maupun yang tidak, sehingga 71 tahun setelah bertahun estafet marathon perjuanganmu, aku dapat merasakan apa yang orang pada umumnya menyebut "kemerdekaan". Terima kasih, bagi kalian yang lebih dulu berjuang, yang tidak dikenal, yang penuh ikhlas mengorbankan apa yang diperlukan demi agar teks proklamasi dapat dibacakan dan digemakan di republik ini.

Kemerdekaan seharusnya membuat merdeka, sehingga tak ada yang didapatkan kecuali keadilan bukan?
Akan tetapi, ternyata kalian sudah paham jauh lebih dulu, dan sekarang aku baru mengerti, berharap dan berusaha mencari dan mendapatkan keadilan di republik ini, di dunia ini adalah hal yang menguras waktu, tenaga dan jiwa dari pada apa yang disebut keadilan itu akan adil bagiku. Jangan coba membuatku memahami bahwa keadilan di dunia tidak lebih dari ilusi, yang terkadang membuat lupa untuk menggantungkan perbuatan dan balasan hanya pada pemilik kehidupan. Dan itu sangat melelahkan. Dunia memang terlalu nyata hingga membelenggu jiwa, dan apalah arti raga tanpa jiwa yang merdeka.

Atau jangan-jangan aku memang harus terus berjuang, sebab seorang pernah berkata bahwa kemenangan (baca: kemerdekaan) hanyalah untuk mereka yang berjuang. Dan tidak ada kata lelah dalam kamus seorang pejuang. Pejuang tidak akan pernah berhenti, sebab perjuangan tidak akan pernah selesai.

Selamat 71 tahun Indonesiaku, semoga jiwa-jiwa aman dalam dekapanmu sehingga merdeka untuk memilih, mengikuti nurani tentang benar dan salah, lepas dari dikte dan dogma dunia.

Aku bukan sedang mencoba menggurui, memaknai apa arti merdeka.
Hanya saja ketika menjelang tanggal 17 Agustus, saat nuansa merah dan putih menghiasi setiap sudut republik ini--setidaknya sudut yang mampu kulewati dengan berjalan kaki atau menggonceng sepeda motor atau sesekali naik mobil sewaan, ada sebongkah rasa yang menyeruak di dada, memberikanku bayangan tentang peristiwa yang belum pernah aku lewati sama sekali. Adalah saat dimana teriakan merdeka atau mati menjadi begitu menggetarkan, atau teriakan allahu akbar saat tangan memegang erat sepotong bambu yang diruncingkan dengan bergelang janur kuning mampu mengeluarkan kekuatan dan keberanian yang maha. Saat itu hanya ada kata kita, kita adalah aku dan kamu yang disatukan dengan cinta. Meski ternodai dengan sekali dua kali penghianatan tikus-tikus penghamba sepotong keju untuk dia kerat. Meski sebagian tikus itu saat ini tetap hidup di gorong-gorong selokan atau di kolong meja saat republik ini sudah merdeka, dan tetap mengerat. Bah!

Masih dalam nuansa kemerdekaan, sebentar, coba ku kutipkan tulisan Kahlil Gibran untukmu. Begini ceritanya, Kahlil Gibran kutemukan saat aku sedang merasa terlalu lelah untuk melakukan sesuatu tetapi terlalu bosan untuk tidak melakukan apapun. Sementara itu, teman-teman di kota kelahiranku sedang sibuk berkegiatan dalam kerangka kemerdekaan RI--yang dulu sebelum merantau aku ada di tengah-tengah mereka. Sementara, teman-temanku di kota juga tengah sibuk dalam rangka acara yang sama dengan cara mereka. Dan aku iri jika harus diam dan sendiri. Dan aku benci jika harus menderita iri.

Begini dia menulis," Dan aku telah menemukan kekebasan dan keamanan dalam kegilaanku. Kebebasan kesendirian dan keamanan dari menjadi mengerti. Karena yang mengerti kita memperbudak sesuatu dari diri kita"

Masih tentang Gibran, membaca sedikit dari sekian banyak tulisannya membuatku merasa, yang saat ini aku tidak tahu harus mendefinisikan seperti apa. Bahkan jauh sebelum republik ini lahir, Gibran menuliskan paragraf-paragraf berikut.

"Jiwa penuh kepedihan menemukan ketenangan ketika bergabung dengan yang serupa. Mereka bersatu dengan penuh kasih sayang, bagaikan seorang asing yang diceriakan ketika ia melihat orang asing lain di tempat asing. Hati yang bersatu melalui perantara penderitaan tidak akan dipisahkan oleh kejayaan kebahagiaan. Cinta yang dibersihkan air mata akan selamanya murni dan indah."

Di paragraf yang lain ia menuliskan.
"Namun penyair adalah orang-orang yang tidak bahagia, karena betapa pun tinggi jiwa mereka , mereka akan terus tertutup dalam bungkus air mata"

Dan satu lagi, yang mungkin bisa sebagai pengingat bagi yang lupa.
"Setiap kali aku pergi ke ladang, aku kembali dengan kecewa, tanpa pemahaman apa yang menjadi penyebab kekecewaanku. Setiap kali aku memandang langit kelabu, aku merasa hatiku bedebar. Setiap kali aku mendengar nyanyian burung dan ocehan musim semi, aku menderita tanpa mengerti alasan penderitaanku. Katanya keburukan membuat seorang manusia merasa hampa dan kehampaan membuat dia riang. Mungkin benar untuk mereka yang lahir, mati dan yang seperti mayat membeku, namun pemuda sensitif yang merasakan banyak hal dan mengetahui paling sedikit adalah makhluk paling menyedihkan di bawah sinar matahari, karena dia dicabik oleh dua kekuatan. Kekuatan peryama adalah kekuatan yang mengangkatnya dan menunjukkan kepadanya keindahan keberadaan melalui awan mimpi, dan kekuatan kedua adalah yang menarik ia ke bawah tanah dan mengisi matanya dengan debu dan memperkuatnya dengan ketakutan dan kegelapan."

Lalu, akhirnya aku tahu bahwa Kahlil Gibran adalah satu penyair legendaris yang lahir pada tahun 1883 di Lebanon--yang baginya cinta adalah sesuatu yang agung, abadi, menggelorakan jiwa sekaligus mengiris hati.

Tanggal 17 Agustus adalah momen di mana kibaran bendera merah putih diantara biru putihnya angkasa yang berawan terasa mendebarkan, mengharukan, membanggagakan. Gagah.
Juga adalah waktu di mana aku selalu tak pernah berhasil membayangkan bagaimana perasan para komposer berbagai lagu-lagu wajib dan lagu-lagu nasional ketika mencipta lelagu tersebut. Aku hanya mampu mendengar dadaku bergemuruh ketika berulang lagu itu berdendang di daun telingga. Ada perasaan yang tidak terdefinisikan. Dan aku mengandai-andai tentang republik ini.

Dan juga adalah waktu di mana harus memerdekakan jiwa. Membiarkan mengikuti intuisi ke mana pergi mengajak.
Siapakah yang jiwanya paling merdeka? Ini bukan pertanyaan retoris, sebab meskipun aku tak berharap pertanyaan ini dijawab dan meskipun aku tak tahu jawabannya.

Dirgahayu!

Monday, August 1, 2016

Harga di Bulan Juni

Hujan di Bulan Juni
(Sapardi Djoko Darmono)
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan di bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan di bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan di bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu



Harga di Bulan Juni
Ku sampaikan padamu, Sapardi Djoko Darmono
Aku, penikmat banyak karyamu
Tak semua katamu mampu ku cerna memang, tapi aku belajar
Maka kali ini ku ceritakan padamu
Di bulan Juni tahun ini, hujan enggan menyapa
Ku kira ia lebih kuat menahan rindu pada tanah-tanah kering yang pun merindunya
Atau dia sedang mengulur rindu pepohonan yang merana meranggas,
menyisakan batang dan dahan dalam sepi,
Pun mempermainkan rindu bebijian dan umbi yang menanti untuk mencuat tumbuh merekah,
Ku ceritakan padamu diam-diam,
Agar bisa kau katakan pada hujan di bulan Juni agar datang di bulan depan,
Juli atau Agustus atau September atau Oktober
BMKG memprediksi pada keempat bulan tersebut, hujan akan lebat
La Nina,
hujan lebat berkepanjangan,
Diperkirakan muncul mengikuti El Nino yang terjadi tahun lalu
El Nino itu kemarau berkepanjangan
Jadi ku ceritakan padamu
Bukan lagi tentang hujan, tapi tentang harga di bulan Juni
Bulan Juni,
bulan Ramadhan dan jelang tahun ajaran baru,
Pengeluaran rumah tangga membengkak, belanja berkali lebih banyak
Gaji ketiga belas, meningkatkan permintaan barang dan jasa
Terjadi shortage of supply, harga meningkat
Namun, belum terlalu panjang untuk disebut inflasi
Harga di bulan Juni
Representasi roda perekonomian berputar lebih cepat, komentar seorang mahasiswa
Roda yang menggilas daya beli penduduk berpendapatan terbatas, kata seorang kolumnis
Indikator waktu,
kapan pengambil kebijakan perlu (atau tidak) memberikan stimulus, kata seorang ekonom
Namun, bagi sepersekian penduduk Republik ini tak merasakan perbedaan pada harga di bulan Juni
Hanya saja, pengeluaran mereka menjadi lebih banyak
Ini sudah akhir bulan Juli ternyata,
Maka kutanyakan padamu
Apakah kau rasakan perbedaan harga di bulan Juni?

Thursday, July 28, 2016

Dandelion

Diterbangkan dan dipisahkan angin dari kawanan dan induknya,
si kecil dandelion
Padahal belum lama ia bergelantung di gendongan induknya
Lemah tangan induknya tak cukup kuat menahan tarikan sepoi angin atau tiupan napas makhluk iseng yang menerbangkannya

Jika beruntung, ia akan mendarat pada tanah atau batu yang sama sekali baru untuknya
Tetapi mungkin saja ia harus menyusuri sungai, mengecap payau dan akhirnya terombang dan terambing di samudera
Jika tidak beruntung, si kecil mungkin akan bertransformasi menjadi plankton, pun harus menunggu ratusan tahun kemudian
Apabila ada sedikit keberuntungan, ia bisa saja tersangkut pada semak di pinggir kali
Bertahan dan berusaha tumbuh sendiri

Diantara hamparan alam yang konon keras
Tidak mudah menanamkan akar kecilnya ke tanah yang betutup semen, untuk ia berdiri
Tidak mudah juga bagi batang kecilnya, menyibak alang untuk merasakan hangat mentari
Dan tak ada pula rumah untuk berlindung dari injakan kaki makhluk-makhluk besar

Tak banyak yang tahu keberadaan si kecil
Kecil kadang membuat dia tertutup alang, terlihat sama, sebagai tanaman pengganggu
Kecil kadang membuat dia tertutup, tak terlihat diantara bebungaan lain,
yang bermahkota besar dan indah
yang berwarna cerah merekah
yang nenebar semerbak wangi
Ia, kecil, pucat dan terlihat rapuh, terabaikan
Namun siapa sangka ia telah menjelajah Eropa dan Asia yang konon mahaluas

Apakah ia bersedih? Aku kira tidak
Si kecil tengah melakukan penerimaan yang indah

Jika hidup adalah nyanyian, maka telah ia nyanyikan dengan indah syair hidupnya
Dan pada saat syair harus berakhir, maka dia relakan pergi dari dekapannya itu, anak-anaknya itu
Dandelion-dandelion kecil yang lebih kecil,
menari menemani angin
mewarnai dan melengkapi tata kehidupan seperti peran yang digariskan untuknya

Saturday, July 9, 2016

Aku Pernah

Pernahkah berada pada titik di mana merasa sangat lelah,
tidak tahu harus bagaimana,
dan hanya bisa berkesah dalam hati," ya Allah semua terserah pada-Mu, aku benar-benar tidak tahu apa rencana-Mu"?
Kemudian berusaha untuk tetap berlari,
ah bukan,
tetap berjalan,
ah bukan,
tetap merangkak,
ah bukan juga,
tetap bergerak.
Sebab yakin Allah penuh rahasia dan rencana,
dan Allah Mahatahu, dan Allah Maha Pengasih dan Penyayang, dan Allah Mahakuasa.
La haua wa la quwwata illa billah.

Aku pernah.

Thursday, June 23, 2016

Tarian Terakhir

Untuk sejenak, ditatap lekat bayangan wajahnya pada cermin
Dipulaskan gincu merah membentuk garis bibir
Kemudian, untuk sekali lagi ia pandang kembali pantulannya dalam cermin
Segambar wajah
Bersolek garis mata tajam bergaris eyeliner, berpadu bulu mata lentik berbalut maskara
Diperindah dengan alis tebal yang melengkung indah di atasnya
Disempurnakan dengan lapisan bedak dan kuasan blush on yang menutup lembut pucat wajahnya
Dia coba membentuk garis senyum, namun terlampau berat
Dihelanya nafas, namun tertahan sebelum memasuki trakhea

Sayup, suara merdu memanggil namanya, diringi  alunan musik mendayu
Dia beranjak, membawa langkah menuju tirai panggung yang perlahan terbuka
Perlahan disusunnya langkah demi langkah
Dilengkokan badan dan tanggan
Membentuk gerakan tarian
Lenggok demi lenggok, seirama dayuan gamelan
Bermandikan silau flash kamera mahal penonton borjuis
Dan dipenuhi decak dan tatapan kagum kaum burjois yang berdesak berebut mencari celah melihat singgasana sang penari

Penari legendaris yang menghipnotis
Dengan pesona anggun angkuhnya sebentuk senyum tanpa sama sekali senyum
Dengan pikat rayuan sayu mata kelelahan

Dan sekali lagi, diputarlah badannya, pertanda sudah setengah tarian diselesaikan
Beberapa menit lagi batinnya, sembari memejamkan mata ringan
Dia benar-benar menikmati setengah bagian terakhir

Tarian terakhir



Sunday, June 5, 2016

My First CFD

Counting down the minuttes to Ramadhan!
I dont know why i feel so excited, hope it will be last longer til the Ied comes.

So, today i go out from my homey-sweet-room. You should know that it's my first time of using again my e-money after about five months, that's important fact about me that priceless for you to know :p
At this time, after exchanging my old card with my officemate, i hold the cute one. Look!

I take busway from Karet Kuningan to Dukuh Atas (2) and take a walk to Bunderan HI. In the middle of my way, there is a group of people that from Rachel House. That organization concerns to the kids who have HIV/AIDS on the terminate level. Terminate level means that doctors are have been gave up to take care of the patient. They ask me to write what i will do (together) with the kids if they have one more day.
I say that,"i'll share about dreams with them" I want them keep their dream alive, no matter what. Because i believe there will always a miracle.

After that, i walk around until i reach Bundaran HI, then take some photos. Oh the other important thing is, i see six Ondel-ondel. I regret that i can't get a picture of it.

Somehow i love this picture 💕

A picture of me, unfortunatelly the light when the photo is taken isn't really good.

So thankful for all of this experience. Anyway, this is my first time on Car Free Day though that i've been in Jakarta about 9 month ago. Alhamdulillah.
The journey of this happy-Sunday doesn't stop here. Later, i go to Museum Bank Indonesia. I'll share my story about it on the next post, insyaAllah.
Babay!
Happy Ramadhan, barakallahu!

Saturday, June 4, 2016

Marhaban yaa Ramadhan

Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ampunan.
Selamat datang Ramadhan, bulan penuh kasih sayang.
Semoga diberikan kesempatan ber-Ramadhan sampai akhir, dan dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya dan berikutnya. Aamiin.

Ramadhan demi Ramadhan memiliki warna berbeda, dan ini adalah kali kedua aku ber-Ramadhan tidak bersama keluarga. Ada sedikit rasa aneh,
Ramadhan kali ini, setidaknya sampai tiga minggu pertama, tanpa masak sahur bersama ibu dan adek, subuhan, pergi ke pantai di pagi buta, piket masjid, dan safari Ramadhan.
Aku tidak sedih, hanya merasa aneh dan sedikit rindu suasana Ramadhan di rumah. Namun apalah arti jarak dan ruang, jika dalam doa kita dapat senantiasa berpeluk dengan orang-orang terkasih.

Ah, benar-benar Ramadhan!
Rasanya tak sabar untuk mengeksplor suasana Ramadhan di ibu kota--tempat yang dulunya sama sekali aku hindari. Dan ternyata Allah memang Mahaasik. Apa yang ditakutkan malah dihadapkan dan apa yang dihindari malah dipertemukan.

Oh Ramadhan
Bahkan deretan rak supermarket pun terlihat indah
Pun dengan lagu yang dputar mengiringi konsumen memilah-milah belanjaan
Dan semoga Ramadhan juga menjadi berkah bagi kucing-kucing yang hidup sendiri di ibukota
Kucing yang matanya bening, penuh harap dan inosen
Semoga tidak dipukul atau ditendang ya kucing-kucing yang hidupnya keras
Jangankan rumah atau keset hangat untuk tidur, atap untuk berteduh pun tak ada
Tak ada rasa aman satu menit pun, selalu was was
Apalagi, tangan manusia yang mengelus sayang kepalamu
Semoga kamu pun dikasih takjil kesukaanmu, bukan dikasih biskuit
Ah macam mana orang yang berpikiran kucing makan biskuit

Marhaban yaa Ramadhan
Ibu, Bapak, adek selamat Ramadhan
Ibu, semoga Ramadhan bisa menjadi obat dan sehat.
Bapak, semangat ya puasanya.
Adek sayang, i count on you

Bismillahirrahmanirrahiim.
Ramadhan!

Sunday, May 29, 2016

Goes to Florina 2016

Hola!
It's almost midnight but i can't sleep ):

Well, let me share some random things.
Sunday at noon, fortunately the weather is not really hot a.k.a cloudy, Mbak Tukah and I go to Pameran Flora dan Fauna at Lapangan Banteng. As like as the name, the exhibition shows off many kinds of plants and animals. There are many varians of cactus, orchids, roses, jasmines and many other kind of flowers, and also rabits, snakes, hamsters and the other kind of pets. Mbak Tukah says to me that the exhibition is held once in every three months. Anyway, today is the last day.

After having take a look and take a photo--the most important thing to do :p, i decide to bring two cactus to my kost. It will be my first experiment to have mini-cactus in my room, hope it grows well.

Guess what, i don't realize that i almost spend half of my Sunday at that place. Go around at some stands and have a sit (and talk) while waiting the rain stops. Unfortunately, it doesn't happen. Allahumma sayyiban naafi'an~

Some minuttes later, we walk in the middle of the rain, go to the Masjid Istiqlal. Finally, i am there, Alhamdulillah.
Oho, i buy a cup of "es dongdong" in the front gate of the mosque. That's not really match with the weather, but it's pretty sweet.

And now, i am gonna show you the pictures of me. Tadaaaa.

Florina, not floridin* ✌

The flowery orchids (and me) 😬

Orchids 💕

A group of cactus, two of it is mine 😉

It's 23.55 WIB, five minuttes are left to Monday, i should go to bed (and have a sleep). Babay 🤗

Sunday, May 22, 2016

Cikole 💕

Hola, selamat ber-Minggu malam!

Besok adalah Hari Senin, bersiap untuk bekerja kembali. Ingat, harus semangat, sebab masih banyak lho teman kita yang lain yang masih harus berjibaku mencari pekerjaan. Satu lagi, luruskan niat, kerja untuk ibadah, sehingga tidak akan merugi segala peluh lelah yang tercurah.

Setelah beberapa jam berkutat dengan Ms. Office yang ngambek, nggak mau dibuka, entah kenapa. Sudah coba-coba googling namun tetap gagal paham, akhirnya aku putuskan menyerah. Hmm cukup mengganggu mood ~

Baiklah, untuk memperbaiki mood, mari buka galeri dan mari berbagi foto.
Tadaaaa, ini dia gambar yang aku ambil waktu jalan-jalan di Cikole Bandung. Cikole sekitar 2 jam dari Braga jika melewati jalan alternatif (yang dipilih untuk menghindari macet).


Cikole Bandung hampir mirip dengan Hutan Pinus Mangunan Imogiri. Bedanya, di Cikole udaranya lebih dingin. Selain itu, Cikole sudah dikelola sedemikian rupa sehingga tidak hanya menjual wisata alam, tetapi juga memfasilitasi outbond, dan penginapan.
Sisi unik yang membuatku terpesona adalah desain penginapannya seperti perkampungan hobit, lengkap dengan patung hobit, kayu-kayu sebagai tempat duduk di depan rumah, hamparan rumput hijau, tanaman bunga, lampu penerangan yang sayup, tangga rumah yang mungil dan mushola.
Dulu, sewaktu kecil aku memimpikan rumah yang seperti ini, tapi ditambah ayunan di depan rumah dan kolam renang di belakang rumah. Sekarang aku melihatnya sebagai gambar peradaban yang damai menenangkan.


Pohon, tanah basah, rumput, sedikit tanaman bunga dan udara yang mengandung air, untuk sementara mengobati rinduku akan bukit dan pemandangan dari ketinggian. 
Sebenarnya, mendaki adalah hal ...
Ah,
Aku rindu Yogyakarta

Thursday, May 19, 2016

Pesan yang (mungkin) tak akan sampai

Perlahan, aku mulai menghadirkanmu dalam angganku
Hingga akhirnya sosokmu kerap mewarnai setiap hariku
Tentu saja, dalam benak dan bayanganku

Seiring hari yang tak henti berganti,
Sosokmu telah menjelma ke dalam huruf dan kata
Tersusun dalam kalimat-kalimat penuh hipnotis
Aku hanya semampu itu
Menghadirkanmu terbatas pada bayangan dan tulisan

Kamu, sosok nyata yang imajiner

Kamu

Aku

Ah, terlalu rumit

Jangan berharap itu cinta
Sebab jikalau cinta, akan sederhana

Dan apa yang aku tulis, tentangmu
Itu bukan surat atau pun pesan
Sebab (mungkin) tak akan sampai

Ku bilang (mungkin) tak akan sampai
Sebab, jauh di kedalaman hati yang kukunci
Aku tetap berharap perihal ini akan sampai padamu



~
Argo Parahyangan
20.20

Sunday, May 15, 2016

Dear little fighter

Hi little fighter. You have a sparkling nights, don’t you? I see, you do!

I know, now you’re begin to think that you’re not a kid anymore. Yes you should. You begin to think, start to try how to be an adult. Some people said that you’re not an adult, yet, you just act like an adult. Just like you, i don’t know what the differences between both of it. But don’t take it too hard to yourself. Your life is yours. People just going to see what they want to see, so don’t too hard to explain yourself to them. Because, people who love you don’t need it and them who dislike you don’t care about it.

Anyway, happy birthday to you. Tons of hugs and kisses for you. Tough you’re getting a bigger number on your ages, you’re still a little traveler—a little girl who’s in her journey. So, don’t really takes it into your mind about getting old. You just need to keep your dreaming on and keep going for it. I believe that every step you take, making you closer to your dreams.

Little fighter,
Go,
Fight,
soon, you’re gonna brighter.

As a fighter, you need free from feeling afraid about what you’ll face in the future. However the most important thing is credits all of your activities to get” berkah” from Allah.

So, go,
Catch your sparkling star,
I do wait to see the shining of your eyes then.

Once again, happy belated birthday my little dreamy princess. You wil find your real own crown!

Tuesday, April 19, 2016

Wondering

At one fine day, a little traveller is wondering of being a princess, that's a princess of nature. She's standing in the middle of various flower, using a simple beautiful flower crown, inhaling the fresh air.
Holy.
Flowery.
Lovely.
Peaceful.
Bringing warm feeling and cheeriness to every soul.

As a princess, she has a smooth healer hand which could cure for every pain.

Cheetos is her best friend, that's a little smart cheetah.  She loves reading, dancing and sewing while Cheetos is loving to play with butterflies. Cheetos does love her so much.

This is a secret,
she is in deep love with sunflower 🌻

Sunday, April 17, 2016

Tanpa Judul (2)

Terima kasih ya Allah
Telah Engkau karuniakan kekuatan
Telah Engkau dengar segala kesah
Telah Engkau karuniakan bahagia, pemanis perjalanan

Terima kasih ya Allah, ternyata, jauh sudah langkah tertempuh
Hingga kaki berpijak di atas tanah yang sama sekali asing sebelumnya
Dan terlihat di mata, warna-warni bentang ciptaan-Mu yang sama sekali baru
Serta nada-nada baru berganti menabuh gendang telingga
Sesungguhnya, janji-Mu adalah pasti ya Allah

Terima kasih ya Allah,
Atas lapang tanah-Mu yang selalu terbuka untuk sujud jiwa yang merindu-Mu
Dan atas selalu terbukanya pintu maaf-Mu

Sesungguhnya tiada yang lebih membahagiakan daripada menemukan-Mu pada setiap langkah perjalanan

25032016

Sunday, February 21, 2016

Tanpa Judul (1)


Di saat ada rasa lain mengusik
Yang akan terjadi tetap menjadi rahasia
Mungkin ruang dan waktu nantinya akan mempertegas batas
Dan takdir akan menyampaikan kehakimannya
Namun ketika tangan mengadahkan harap,
Hati medetakkan rindu,
Dan mata menyinarkan kecemasan
Karunia dating dengan anggunnya
Mengantarkan pada pertemuan itu
Lewat sujud pada tanah yang sama


19032011

Saturday, February 20, 2016

Lelah

L e l a h

Lelah

Akan lelah

Pasti lelah

Perjuangan pasti akan melelahkan

Tapi bukankah kemenangan hanya milik yang berjuang?

Lelah

L i l l a h

Lillah



02022016/12.20

Friday, January 8, 2016

Sawijining Dina Aneng Cerita


Jago kluruk

Simbok nggendong wakul aneng pasar

Bungkuk-bungkuk

Pak Girin mangkat ngluru upa neng negara

Deyek-deyek

Jam pitu..

Koran koran, koran koran

Ngelih pating krucuk, tatrap ing bangjo

Iku bocah katula-tula melas asih

Jam pitu..

Hape

Tit tulit tit tulit,”aku titip absen yo bro”

Mahasiswa!

Jam wolu..

Kopi lan koran, lungguh jegang

“Pak, mangkih siang wonten pepanggihan sekalian dhahar”

Jam rolas..

Mbok bakul mbayar listrik aneng KUD—pajak penerangan jalan

Pak Girin nggembrobyos tap-tapan nyleng-nylengan

Jam siji.. panas kemetap

Pak pejabat saweg dhahar sesarengan

“Inggih pak, kula sapandherek njenengan”

Koalisi!

Kilometer nol-Malioboro

Totalitas perjuangan; Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota -- AKSI

Korlap mahasiswa,“Pejabat bukan petani dan legislatif bukan ladang korupsi!”

Pak Girin ndomblong

Kandhane pak dalang,

“Prabu Pandhu Dewanata lan nagara Hastina amung aneng pawayangan”

(19/10/2012)

Sunday, January 3, 2016

IDAMAN


Dulu, kita pernah bersama-sama.
Membagi dan memperjuangkan mimpi-mimpi.
Hingga pada satu waktu, satu demi satu, kamu-dia-mereka-dan-aku tak lagi bisa bersama.
Tapi mimpi-mimpi itu masih tergantung, berkilau mempesona.
Namun, pada satu titik nadir, kelelahan yang sangat mendera, begitu bertubi.
Kita teramat lelah.

Tapi, kita sudah berjalan sejauh ini.
Langkah ini akan kita teruskan bukan?
Meski harus terseok.

Bila bisa ingin ku bagi, sewadah perasaan tentang ikatan ini, tentang keluarga ini.
Bila boleh ingin ku pinta, teruskan estafet langkah ikatan dan keluarga ini.
Dan perbolehkan aku berharap, ikatan dan keluarga ini akan tetap hangat, menjadi tempat berpulang jiwa-jiwa yang merindu.

Aku ingin, tapi tak bisa selalu bersama ikatan dan keluarga ini.
Namun izinkan aku titipkan sebagian jiwa yang tertiggal di ikatan dan keluarga ini.

Aku sayang kalian,
keluargaku.
03/01/2016


-Dalam perjalanan Kebumen-Bantul