Tuesday, June 18, 2013

Hujan yang indah dan mendung



17/06/13/14:44/Lt.2

Hari ini mendung, dan kemudian hujan
Aku duduk di kursi
Rintik hujan berderai dengan riangnya
Mendendangkan khas melodinya
Seraya menjatuhkan diri
Sesekali, dua kali dan beberapa kali orang berlalu di bawah sana
Dengan berbagai atributnya mencoba melindungi diri
Rintik air, si kecil yang nakal
Aku tersenyum dalam hati, aku sadar baru menyadari kenakalan hujan
Sebenarnya bukan hujan, tapi rintik air yang secara serempak bersama memnghujam tanah
Hujan di Bulan Juni
Hari ini semuanya tampak indah dan sempurna
Namun, entah hati ini tidak melihat hal yang sama
Dan padahal aku telah melihatnya dengan empat mataku

Monday, June 17, 2013

Apa kabar hati?


Kau murung kelihatannya
Oh tidak, maksudku aku hanya menebak dari wajah di cermin itu
Apa yang kau pikirkan?
Oh salah, maksudku apa yang kamu rasakan?
Begini saja, apa yang mengganggumu?
Kau tak tahu?
Kau rindu bertemu pemilikmu?
Maafkan aku
Raga ini belum mampu menjagamu
Hingga mungkin kau begitu keras, kedinginan
Atau terlalu panas, hingga kau perlahan bengkah
Aku tak pernah melihatmu
Apakah kau seperti karang cadas di samudra sana?
Kau keras tapi terkikis sana sini, mencoba acuh tapi menyedihkan
Maafkan aku..
Raga ini pun telah berupaya menghantarmu bersua pemilikmu
Kau tak merasakan pertemuan itu?
Hati, melunaklah, menghangatlah,
rasakan kehadiran-Nya, hawa-Nya yang mungkin masuk lewat rongga lukamu
Sesaat seolah membakar lukamu, tapi mungkin itulah obat bagi luka itu
Hati bagialah..
Bila kau berasa tiada Dia, hadirkanlah
Buatlah raga ini selalu melukiskan sebentuk senyum
Selalu, tidak hanya di cermin itu