Tuesday, June 6, 2017

Doa

Di atas sana (mungkin) Tuhan sedang tersenyum, teduh memandangi mereka yang sedang  khusyuk terduduk bermunajat.
Sebagian dari mereka melantunkan pujian syukur.
Sebagian dari mereka memohonkan kekuatan dan keteguhan.
Sebagian dari mereka berpasrah diri, tidak tahu harus apa dan bagaimana.
Dalam doa.

Tuhan kembali tersenyum, kemudian menjawab doa mereka.
"Iya, boleh" untuk sebagian mereka,
"Iya, boleh tapi yang lain" untuk sebagian yang lain,
"Iya, boleh tapi tidak sekarang" untuk yang lainnya.

Kemudian, sebagian dari mereka masih tetap berdoa--tetap bersabar atas jawaban doa yang belum sesuai dengan pengharapan atau tetap berusaha mengumpulkan doa demi doa untuk mengetuk pintu-pintu langit.
Sebagian dari mereka lupa untuk tetap berdoa--(mungkin) doa telah terjawab atau justeru menyerah mendoa.

Sementara itu, di waktu yang sama, yang juga tidak luput dari penglihatanNya, adalah mereka yang sedang lupa.
Sebagian dari mereka sedang bersuka ria, dan sebagian yang lainnya sedang gundah gelisah.

Sekali lagi Tuhan tetap tersenyum, bersabar menunggu mereka ingat pada-Nya.
Tangan-tanganNya terbuka lebar, bagi siapa saja yang ingin datang dan berpeluk.
Sangat bersabar menunggu.

Adakalanya bila rinduNya tidak tertahan lagi, Tuhan akan menyapa mereka dengan sapaanNya yang lembut.
Namun apabila rindu tidak terindahkan, Tuhan memiliki cara terbaik untuk meyampaikan rinduNya.

Tok-tok-tok
"Duhai hati tidakah kamu merinduKu?
Tidakkah kamu ingin berdekat berpeluk denganKu,
sementara Aku amat sangat merindukanmu?"
(Mungkin) di saat itulah sebagian dari mereka merasa hatinya hancur, atau minimal, tidak lagi utuh.
Bagaimana tetap bisa utuh manakala hati diketuk dengan rindu dan cemburu?

No comments: