Penulis: Falafu a.k.a Farah Fatimah
Penerbit: Media Kita
Angin melewati batang-batang ringkih
dandelion yang baru saja mekar sempurna. Mahkota bunga yang tipis satu demi
satu hilang berterbangan mengikuti angin. Waktu berjalan dan tumbuhlah
dandelion-dandelion baru dari benih yang dibawa angin itu. Lebih
sering sebuah awal bermula ketika sesuatu berakhir. Kehilangan adalah salah satu episode dalam
kehidupan yang tidak bisa ditolak. Namun, siapa yang tahu bahwa nantinya kehilangan membuka ruang pada hal lain yang lebih baik untuk datang dan
tinggal.
Buku ini berisikan sekumpulan
cerita, secara keseluruhan mengisahkan tentang awal sebuah kehilangan, saat
kehilangan, setelah kehilangan, pengambilan jeda, kemudian proses penemuan dan pendewasaan. Isinya cukup menghanyutkan, rawan membuat
baper. Waspadalah-waspadalah. Buku
ini, dapat dibaca
sebagai hiburan atau bahkan pembelajaran.
“Aku ingin mengatakannya juga
kepadamu. Kepada siapa pun yang sedang ragu dan perlu kekuatan untuk terus
berjalan—tetapi alasan baik mulai sulit untuk kamu temukan. Kepada kamu yang
terus percaya, pada sesuatu yang mungkin tidak pernah dijanjikan siapa-siapa.
Bukankah harapan, juga adalah janji yang biasanya coba kita beri pada diri kita
sendiri? Maka peganglah janji itu kuat-kuat. (Halaman 22)
“Tidak bisakah
mulai sekarang kita menerima kehilangan dengan cara yang lebih baik.
Agar siapa pun yang pergi, bisa pergi dengan tenang. Dan siapa pun yang masih
harus tertinggal, bisa terus melanjutkan hidupnya—tanpa takut menghadapi
kehilangan berikutnya. (Halaman 49)
TIDAK, sekalipun telah berkali-kali, namun untuk
kehilangan kembali tidak lantas menjadi mudah untuk disikapi. Kemudian harapan
bersandar pada waktu—katanya time will
heal (but not) everything.
“Saat kepergian baru saja terjadi,
akan begitu sulit untuk melihat apa yang sesungguhnya hal yang sudah Tuhan
persiapkan untukku. Karena mataku masih dipenuhi oleh genangan akan rasa
kehilangan, Karena lenganku belum menemukan genggaman lain yang membuat langkah
ini menjadi seimbang kembali. (Halaman 52)
No comments:
Post a Comment