Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari keluarga
biasa dengan adat kejawen yang masih kental. Saya sudah lupa bagaimana
gembiranya saya ketika saya pertama kali hadir di dunia yang bising ini, 12 Mei
1992 silam. Masa kecil saya kurang lebih
sama dengan anak kecil lain yang seangkatan saya, hanya saja ibu dan terutama
bapak saya overprotektif , harus ini enggak boleh itu but my family is my
everything.
Dari kecil saya bercita-cita menjadi seorang guru, tetapi kelak saya
ingin bekerja di direktorat perbankan syariah dan menjadi penulis. Wong nandur
bakal ngundhuh, salah satu pepatah Jawa yang menjadi motto hidup saya. Mario
Teguh membuat saya terkagum-kagum, tetapi tetap saja my mother golden ways yang
menjadi sandaran saya.
Sekolah pertama saya di TK PKK 101 Jaten dengan majalah neka yang
menjadi teman akrab. Setahun kemudian saya telah pindah di SDN Manukan II yang
kemudian bergabung menjadi SD Manukan dan sekarang setelah bergabung dengan dua
SDN yang lain menjadi SDN Sendangsari. Semasa SD hobi saya membaca buku-buku
sejarah. Setelah melewati enam tahun di sekolah dasar, saya melanjutkan di SMPN
1 Pajangan yang merupakan SMP favorit se-Pajangan. Hobi saya semasa itu masih
membaca, tetapi membaca novel atau buku-buku terbitan Balai Pustaka dan itu
masih berkelanjutan sampai di bangku sekolah menengah Atas.
Entah mimpi apa sebelumnya, akhirnya saya melanjutkan sekolah di SMAN 1
Bantul, sekolah yang tidak pernah saya angan-angankan sebelumnya . Letaknya
lumayan jauh dari kediaman ibu-bapak saya, berbeda dengan TK, SD dan SMP yang
hanya sekitar 500 meter dari rumah. Awal masuk SMA saya ingin masuk IPA karena
saya suka dengan Kimia. Selain itu juga karena IPA adalah jurusan yang
bergengsi. Namun, akhirnya saya memilih IPS meskipun banyak yang kurang sreg
dengan pilihan saya dan walaupun sebenarnya saya kurang suka mata pelajaran
IPS. Bermula dari kesetengahan hati itulah lama kelamaan saya mulai menyukai
pelajaran Ekonomi terutama Akuntansi. Sesuai cita-cita saya dari TK sampai SMA,
saya merencanakan kuliah di Pendidikan Akuntansi atau Pendidikan IPS di UNY
setelah lulus sekolah. Lagi-lagi tidak menyangka dan mengira pada akhirnya saya
justru kuliah di UGM jurusan Ilmu Ekonomi. Di luar dugaan. Hemmn, pada akhirnya
just do the best and get the best.
Namun adalah sebuah keberuntungan ketika saya bisa bergabung di departemen
kajian SEF UGM, departemen yang dulunya saya pilih atas dasar feeling pada
waktu oprec. Sehingga saya bersua dengan Mas Roiz (Kadep Kajian), Mas Galuh
sebagai pengganti Mas Roiz, Ipul, Anas, Ratna, May, Mubin, Hary dan Jono dalam
satu wadah keluarga Kajian. Mulai dari welcome party di awal perjumpaan kami
dalam satu atap, kemudian perumusan proker-proker Kajian yang sewaktu itu
dikirim via email ke Mas Galuh. Ingat betul waktu itu saya kebingungan mau usul
apa. Menyesal baru terasa ketika saya melewatkan satu pertemuan yang intinya
membagi PJ tiap proker. Tidak lupa juga bagaimana nervousnya saya ketika waktu
itu mendapat amanah sebagai PJ Kajian Literatur. Namun pada praktiknya saya
banyak sekali dibantu teman-teman, sehingga meskipun Kajian literatur sempat
tertunda tapi tetap terlaksana. Kemudian masih diikuti dan disusul banyak event
dan moment baik dari lima departemen SEF yang lain, SEF sendiri, dan juga
kolaborasi dengan HMJ-LK serta pihak eksternal yang lain. Amat sangat banyak
sekali doorprize yang saya dapat dan tidak bisa disebutkan satu-satu. Sebuah
pengalaman yang istimewa, di sini bersama mereka saya banyak mendapat banyak
hal baru dan bermanfaat. Yeah, from zero to hero. Kajian yang berkesan. Terima
kasih SEF :)
No comments:
Post a Comment