Friday, January 8, 2016

Sawijining Dina Aneng Cerita


Jago kluruk

Simbok nggendong wakul aneng pasar

Bungkuk-bungkuk

Pak Girin mangkat ngluru upa neng negara

Deyek-deyek

Jam pitu..

Koran koran, koran koran

Ngelih pating krucuk, tatrap ing bangjo

Iku bocah katula-tula melas asih

Jam pitu..

Hape

Tit tulit tit tulit,”aku titip absen yo bro”

Mahasiswa!

Jam wolu..

Kopi lan koran, lungguh jegang

“Pak, mangkih siang wonten pepanggihan sekalian dhahar”

Jam rolas..

Mbok bakul mbayar listrik aneng KUD—pajak penerangan jalan

Pak Girin nggembrobyos tap-tapan nyleng-nylengan

Jam siji.. panas kemetap

Pak pejabat saweg dhahar sesarengan

“Inggih pak, kula sapandherek njenengan”

Koalisi!

Kilometer nol-Malioboro

Totalitas perjuangan; Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota -- AKSI

Korlap mahasiswa,“Pejabat bukan petani dan legislatif bukan ladang korupsi!”

Pak Girin ndomblong

Kandhane pak dalang,

“Prabu Pandhu Dewanata lan nagara Hastina amung aneng pawayangan”

(19/10/2012)

Sunday, January 3, 2016

IDAMAN


Dulu, kita pernah bersama-sama.
Membagi dan memperjuangkan mimpi-mimpi.
Hingga pada satu waktu, satu demi satu, kamu-dia-mereka-dan-aku tak lagi bisa bersama.
Tapi mimpi-mimpi itu masih tergantung, berkilau mempesona.
Namun, pada satu titik nadir, kelelahan yang sangat mendera, begitu bertubi.
Kita teramat lelah.

Tapi, kita sudah berjalan sejauh ini.
Langkah ini akan kita teruskan bukan?
Meski harus terseok.

Bila bisa ingin ku bagi, sewadah perasaan tentang ikatan ini, tentang keluarga ini.
Bila boleh ingin ku pinta, teruskan estafet langkah ikatan dan keluarga ini.
Dan perbolehkan aku berharap, ikatan dan keluarga ini akan tetap hangat, menjadi tempat berpulang jiwa-jiwa yang merindu.

Aku ingin, tapi tak bisa selalu bersama ikatan dan keluarga ini.
Namun izinkan aku titipkan sebagian jiwa yang tertiggal di ikatan dan keluarga ini.

Aku sayang kalian,
keluargaku.
03/01/2016


-Dalam perjalanan Kebumen-Bantul